Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel manusia. Glukosa dibentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan kemudian melalui sistem pencernaan untuk diabsorpsi dan melewati berbagai proses metabolisme hingga akhirnya masuk ke dalam darah. Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang disimpan sebagai glikogen di hati dan otot.
Gula darah terdiri dari glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa merupakan monosakarida yang paling dominan, sedangkan fruktosa akan meningkat pada konsumsi buah yang banyak, dan galaktosa darah akan meningkat pada saat hamil dan laktasi. Sebagian besar karbohidrat yang dapat dicerna di dalam makanan akan membentuk glukosa, yang kemudian akan dialirkan ke dalam darah, dan gula lain akan diubah menjadi glukosa di hati.
Struktur glukosa darah |
Nilai Normal Glukosa Darah
Glukosa darah konsentrasinya
diatur ketat oleh tubuh. Umumnya kadar glukosa dalam darah berada pada
rentang 70-150 mg/dL. Biasanya kadar glukosa darah akan meningkat ketika selesai makan dan kadar glukosa darah paling rendah ketika di pagi hari sebelum mengonsumsi
makanan. Peningkatan kadar glukosa darah setelah makan atau minum akan
memacu pankreas untuk menghasilkan insulin yang mencegah kenaikan kadar
glukosa darah yang berlebihan, kemudian kadar glukosa darah stabil secara
perlahan.
Pada keadaan tertentu, glukosa darah dapat meningkat tanpa terkendali melebihi batas normal yang disebut dengan hiperglikemia. Pemicu terjadinya hiperglikemia dalam
tubuh di antara disfungsi pankreas, resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa darah
dan gangguan glukosa darah puasa. Sedangkan terjadinya penurunan kadar glukosa
darah diakibatkan karena adanya penggunaan insulin atau obat glikemik oral,
hyperinsulinemia, endokrinopati, disfungsi hati, disfungsi ginjal kronis, pengaruh
agen farmakologis, tindakan pembedahan neoplasma dan gangguan metabolik
bawaan.
Mekanisme pengaturan kadar glukosa darah
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam metabolisme tubuh.
ketika makanan dihancurkan atau dikunyah di dalam mulut, makanan akan
bercampur dengan enzim saliva yang menghidrolisis tepung menjadi disakarida maltosa, sukrosa dan laktosa.
Ketika makanan sampai di usus halus, enterosit pada vili usus halus yang mengandung empat
enzim di antaranya laktase, sukrase, maltase dan a-dekstrinase akan memecahkan disakarida laktosa, sukrosa dan maltosa termasuk juga polimer
glukosa lainnya menjadi monosakarida. Laktosa dipecah menjadi satu molekul
galaktosa, dan satu molekul glukosa. Sukrosa dipecah menjadi satu molekul
fruktosa dan satu molekul glukosa. Maltosa dan polimer glukosa lainnya diubah
menjadi molekul-molekul glukosa. Semua produk pencernaan karbohidrat dari sistem pencernaan tersebut dalam bentuk monosakarida diabsorpsi masuk sirkulasi portal untuk masuk ke dalam organ hati.
Melalui sirkulasi darah portal, glukosa masuk ke dalam hepatosit (sel hati), glukosa akan
mengalami banyak proses metabolisme yaitu glikogenesis, glikogenolisis dan
glukoneogenesis. Glikogenesis merupakan proses pembentukan glikogen dari glukosa, sedangkan glikogenolisis adalah pemecahan glikogen menjadi glukosa.
Pembentukan glukosa dari zat non-karbohidrat seperti asam amino, gliserol dan
laktat disebut glukoneogenesis.
Kemudian hati melepaskan monosakarida ke
sirkulasi darah, hampir seluruhnya berupa glukosa. Glukosa didegradasi di dalam
sel melalui proses glikolisis sebagai sumber energi utama untuk proses
metabolisme. Hati, pankreas dan kelenjar endokrin lainnya juga ikut serta dalam
pengaturan konsentrasi glukosa darah pada rentang tertentu.
Faktor utama yang berperan dalam pengaturan kadar glukosa darah adalah
insulin dan glukagon. Selama kadar glukosa darah meningkat setelah makan,
peningkatan konsentrasi glukosa tersebut merangsang sel beta pankreas untuk
mengeluarkan insulin.
Asam amino tertentu seperti arginine dan leusin juga
memicu pengeluaran insulin dari organ pankreas. Sedangkan kadar hormon glukagon yang disekresi oleh sel alfa organ pankreas dalam darah mungkin
meningkat atau menurun tergantung oleh isi makanan. Kadarnya akan menurun jika
makanan tinggi karbohidrat, tetapi kadarnya akan meningkat apabila makanan yang
dikonsumsi tinggi protein. Akan tetapi setelah mengonsumsi makanan mengandung
karbohidrat, protein dan lemak maka kadarnya relatif tetap, sedangkan kadar
insulin meningkat.
Setelah makanan dicerna dan diserap, kadar glukosa darah akan
meningkat sampai pada puncaknya kemudian menurun. Penyerapan glukosa dari
makanan oleh sel, terutama oleh sel-sel hati dan otot dan jaringan adiposa,
menurunkan kadar glukosa dalam darah. Dua jam setelah makan kadar glukosa
darah kembali ke kadar puasa normal sekitar 80-100mg/dL.
Gangguan pada Metabolisme Glukosa
Gangguan keseimbangan kadar glukosa darah baik dari produksi maupun aksi insulin, berbagai akibat yang ditimbulkan. Gangguan metabolisme glukosa yang terjadi, diawali oleh kelainan dalam dinamika sekresi insulin berupa gangguan pada fase satu sekresi insulin yang tidak sesuai kebutuhan. Defisiensi insulin ini secara langsung mengakibatkan dampak buruk terhadap homeostasis glukosa darah yaitu hiperglikemia akut pascaprandial dengan peningkatan kadar glukosa darah segera (10-30 menit) setelah beban glukosa (makan atau minum).
Kelainan berupa disfungsi sel beta dan resistensi insulin adalah faktor penyebab yang bersifat genetik. Secara klinis mekanisme penyakit ini bersifat progresif dan cenderung melibatkan pula gangguan metabolisme lemak ataupun protein. Peningkatan kadar glukosa darah oleh karena utilisasi yang tidak sempurna sering memberi dampak abnormalitas dari kadar lipid darah selain itu konsentrasi glukosa juga dapat menghambat degradasi protein matriks melalui proses glikosilasi non-enzimatik dan penghambatan jalur degradasi protein. Keadaan hiperglikemia yang terjadi, baik secara kronis pada tahap diabetes, atau hiperglikemia akut postprandial yang terjadi berulang kali setiap hari sejak tahap TGT, memberi akibat buruk terhadap jaringan secara jangka panjang mengakibatkan komplikasi kronis dari diabetes. Tingginya kadar glukosa darah yang diiringi pula oleh dislipidemia bertanggung jawab terhadap kerusakan jaringan baik secara langsung melalui stres oksidatif, dan proses glikosilasi yang meluas.
Hormon-hormon Yang Mempengaruhi Glukosa Darah
1.Insulin
Hormon insulin dihasilkan disel ẞ-pankreas untuk membantu pengambilan glukosa ke dalam sel, yang akan meningkatkan penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen sehingga insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah. Insulin dapat pula meningkatkan pembentukan protein dan asam lemak serta membantu pemecahan protein menjadi asam amino dan jaringan adiposa menjadi asam lemak bebas. Insulin memiliki peran penting dalam mengatur glukosa darah. Jika terjadi keadaan hiperglikemia maka insulin akan merespon dengan memindahkan glukosa ke jaringan adiposa dan otot. Adanya peningkatan glukosa secara tidak langsung akan meningkatkan aliran metabolik melalui glikolisis, siklus asam sitrat dan pembentukan ATP. Sebab itu kadar insulin dalam darah secara tidak langsung sama dengan kadar glukosa darah
2.Glukokortiroid
Hormon yang meningkatkan gluconeogenesis dengan peningkatan katabolisme asam amino di hepar karena adanya induksi pada aminotransferase. Hormon ini disekresi oleh korteks adrenal dan disintesis di di jaringan adiposa. Glukokortiroid juga bekerja untuk menghambat pemakaian glukosa di jaringan ekstrrahepatik.
3.Epinefrin
Hormon ini diproduksi oleh medula adrenal dimana akan meningkatkan glukosa darah karena meningkatkan pembebasan glukosa dari glikogen dan juga meningkatkan pembebasan asam lemak dari jaringan lemak.
4.Glukagon
Hormon glukagon dihasilkan oleh pankreas untuk memecah glikogen dan menstimulasi gluconeogenesis 9, Sekresi glukagon dimulai dengan adanya hipoglikemia. Kerja glukoagon dalam menimbulkan efek hiperglikemik bertentangan dengan kerja insulin.
5.ACTH (Adrenocorticotropic Hormone)
Pada keadaan hipoglikemia hormon ini akan bekerja dengan menurunkan penyerapan glukosa di otot, Berfungsi sebagai pengeluaran kortison dan meningkatkan pembebasan asam lemak dari jaringan lemak. Umumnya menyebabkan glukosa darah meningkat. Hormon ACTH berasal dari hipofisis anterior.
6.Katekolamin
Katekolamin dapat ditemukan di korteks adrenal dan berfungsi untuk glukoncogenesis di hepar.
7.Kortisol
Hormon kortisol bekerja untuk meningkatkan sintesis glukosa dari asam amino dan menghambat penggunaan glukosa pada sel sehingga jika berlebihan maka akan menyebabkan kadar glukosa cenderung naik. Jika seseorang memproduksi hormon berlebihan maka akan memberikan reaksi kelelahan dan memunculkan resiko penyakit seperti hipertensi, sakit jantung, asma, gastrointestinal, dan diabetes.
Jenis-jenis glukosa darah berdasarkan pemeriksaannya
a. Glukosa darah sewaktu
Pemeriksaan gula darah sewaktu digunakan sebagai pemeriksaan penyaring (screening) dan memantau (follow up) pada pasien diabetes melitus. Bahan pemeriksaan kadar glukosa darah dapat menggunakan spesimen darah utuh, serum, dan plasma dengan antikoagulan heparin, EDTA, oksalat, dan fluoride.
b. Glukosa 2 jam post pradial (2Jam PP)
Pemeriksaan kadar gula darah 2 jam PP salah satu pemeriksaan untuk mendeteksi adanya diabetes dan adanya hiperglikemia, pada pemeriksaan 2 jam PP kontrol gula darah dapat berpengaruh terhadap terjadinya hiperglikemia. Pada pemeriksaan gula darah 2 jam PP kadar gula darah di bawah 140 mg/dL adalah normal. Bila kadar gula darah 2 jam PP antara 140- 199 mg/dL, maka disebut mengalami prediabetes, sementara bila kadar gula darah 2 jam PP berada di atas
199 mg/dL disebut memiliki diabetes.
c. Glukosa darah puasa
Gula Darah Puasa (GDP) adalah gula darah seseorang yang diperiksa setelah
menjalani puasa selama 10-12 jam. Kadar GDP menjadi salah satu pedoman
dalam melakukan diagnosis DM. Jika hasil pemeriksaan kadar GDP ≥ 126 mg/dl
dan terdapat keluhan khas DM, diagnosis DM dapat ditegakkan.
Gula darah puasa (GDP) adalah parameter pemeriksaan kadar gula darah yang
diukur setelah pasien berpuasa setidaknya 8 jam.
d. Tes HbA1c
Pemeriksaan HbA1C merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk
mengetahui kadar glukosa darah pada seseorang selama 3 bulan (120 hari) yang
telah lalu. Kadar glukosa darah normal pada pemeriksaan ini yaitu 6,3%, jika
kadar glukosanya lebih dari 6,3% hal tersebut menunjuk bahwa kadar glukosa
seseorang tersebut meningkat atau tidak terkontrol
e.Tes Toleran Glukosa Oral (TTGO)
Tes Toleran Glukosa Oral adalah pemeriksaan glukosa yang
dilakukan setelah pasien berpuasa selama satu setengah jam, satu jam,
dan dua jam setalah pembebanan glukosa 75 gram dalam segelas air
(100 mL). TTGO digunakan untuk mendiagnosa diabetes melitus
seseorang yang memiliki hasil pemeriksaan glukosa darah puasa dan
glukosa darah post prandial yang meragukan tetapi pasien diduga
atau berisiko diabetes melitus. Pemeriksaan tes toleran glukosa oral
tidak boleh dilakukan pada pasien dengan glukosa darah puasa lebih
dari 200 mg/dl.
Metode pemeriksaan glukosa darah
Adapun beberapa metode pemeriksaan glukosa di antaranya yaitu sebagai
berikut:
a. Metode POCT
POCT (Point of care Testing) didefinisikan sebagai pemeriksaan yang hasilnya
dapat diketahui sesegera mungkin dalam membantu menentukan tindakan
selanjutnya bagi pasien. Salah satu contohnya ialah glukosameter. Penggunaan
alat glukosameter yang utama ialah untuk monitoring dan bukan untuk diagnosa
pasti karena terdapat beberapa limitasi dari glukosameter yakni hanya dapat
menggunakan sampel darah kapiler.
Menurut beberapa penelitian dikatakan presisi nilai glukosa serum terhadap whole blood yaitu 3,3%
dan presisi nilai glukosa plasma EDTA terhadap whole blood yaitu 3,5%. Presisi
pemeriksaan ini dinyatakan baik dengan acuan menurut American Diabetes
Association (ADA) bahwa koefisien variasi glukometer atau POCT harus kurang
dari 5%. Akurasi nilai glukosa serum terhadap whole blood yaitu -9,8% dan
akurasi nilai glukosa plasma EDTA terhadap whole blood yaitu -15,8%. Akurasi
pemeriksaan ini bernilai negatif yang menunjukkan nilai yang cenderung lebih
rendah dari nilai glukosa standar.
b. Metode spektrofotometer
Spektrofotometer menggunakan bahan pemeriksaan darah vena, sedangkan
glukometer menggunakan bahan pemeriksaan darah kapiler. Spektrofotometer
umum digunakan di laboratorium klinik karena dianggap sebagai alat yang paling tepat untuk menggambarkan kadar glukosa darah sehingga alat ini dijadikan
sebagai baku emas atau standar pemeriksaan kadar glukosa darah.
c. Metode enzimatik
Metode enzimatik yang digunakan untuk uji glukosa darah ada tiga macam,
yaitu: glukosa heksokinase, oksidase dan dehidrogenase. Di Amerika Serikat cara
terbanyak yang digunakan adalah yang berhubungan dengan enzim heksokinase,
karena cara ini (metode enzimatik) diterima sebagai rujukan. Sampel serum pasien
diperiksa dengan metode heksokinase menggunakan alat ABX pentra-400 (A),
sedangkan yang glukosa oksidase menggunakan alat StapStrip Xpress(B), Super
Glucocard II (C) dan glukosa dehidrogenase-pyrroloquinolinequinone (GDHPQQ) menggunakan alat Accu-chek Performa (D).
d. Metode asatoor and king
Penentuan ini menggunakan sifat glukosa yang dapat mereduksi. Darah
dimasukkan dalam larutan natrium sulfat-Cu sulfat isotonik agar glukosa tidak
mudah mengalami glikolisis. Di sini diadakan penambahan CuSO4 ke dalam
larutan natrium sulfat – CuSO4 isotonik. Metode ini dapat digunakan untuk kadar
glukosa darah sampai 300 mg/100 ml, darah yang telah berada dalam larutan
natrium sulfat –Cu sulfat isotonik dapat tahan 72 jam
Referensi
-Muladi, G2A215081 (2017) HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI DESA MORODEMAK. Sarjana / Sarjana Terapan (S1/D4) thesis
-Savitri, Ida Ayu Gede Winda (2022) GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PEGAWAI PERUMDAM TIRTA DANU ARTA KABUPATEN BANGLI. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Teknologi Laboratorium Medis.
-Laila, Nur (2018) Perbedaan Kadar Glukosa Antara Serum Yang Dibekukan dan Tanpa Dibekukan. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah Surabaya.
-Dewi, Ida Ayu Ketut Atika Sari (2022) GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN KAKI DIABETIK DI RSD MANGUSADA BADUNG TAHUN 2022. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan 2022.
-Alda Andina Walu, Behy (2023) PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA SERUM DAN PLASMA HEPARIN YANG SEGERA DIPERIKSA DAN DITUNDA SELAMA 8 JAM. Skripsi thesis, Universitas Al-Irsyad Cilacap.
-Nurhikmah, Denissa (2022) PERBEDAAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA PADA KARYAWAN SHIFT MALAM DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.I R. SAID SUKANTO. Bachelor thesis, Universitas Binawan.
Gambar
-www.apollosugar.com/wp-content/uploads/2019/03/Diabetes-Blood-Tests.jpg
-www.news-medical.net/health/Whats-the-Difference-Between-Fructose-and-Glucose.aspx
Kuis
Makanan yang tinggi fruktosa adalah?
A.Gula pasir
B.Buah
C.Roti
D.Nasi
إرسال تعليق