Translate

Salmonella typhi (S.typhi) adalah bakteri yang umumnya bersifat patogen dan dapat menginfeksi manusia dan hewan. Salmonella typhi menyebabkan demam tifoid, yaitu suatu penyakit infeksi sistemik dengan gambaran demam yang berlangsung lama, adanya bakteremia disertai inflamasi yang dapat merusak usus dan organ-organ hati.
Infeksi terjadi akibat kontaminasi makanan dan minuman yang mengakibatkan bakteri masuk ke dalam tubuh. Sebagian besar penderita yang terinfeksi bakteri ini merupakan sebagai agen pembawa (carrier) yang terletak pada kandung empedu, saluran empedu, dan sebagian pada usus atau saluran kemih. Bakteri ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti diare dan demam tifoid.
Di alam bebas S.typhi dapat tahan hidup lama dalam air, tanah atau pada bahan makanan. Dalam feses di luar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan. Dalam air susu dapat berkembang biak dan hidup lebih lama, hal ini dikarenakan di dalam air susu terdapat protein lemak dan gula yang merupakan substrat saprofit.

Klasifikasi
Kingdom : Bacteria 
Phylum: Proteobacteria 
Class : Gammaprotobacteria 
Order : Enterobacteriales 
Family : Enterobacteriaceae 
Genus : Salmonella 
Species: Salmonella typhi 

Morfologi dan Fisiologi Bakteri
Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif yang bergerak dengan flagela peritrik. Salmonella typhi  berbentuk batang, tidak berspora, memiliki kapsul, memiliki ukuran lebar antara 0,7 - 1,5 µm dan panjang 2,0 - 5,0 µm, besar koloni rata-rata 24 mm.
S. typhi bersifat intraseluler fakultatif dan anerob fakultatif. Dinding selnya terdiri atas murein, lipoprotein, fosfolipid, protein, dan lipopolisakarida (LPS) yang tersusun sebagai lapisan-lapisan.
Bakteri ini tahan terhadap selenit dan natrium deoksikolat yang dapat membunuh bakteri enterik lain, menghasilkan endotoksin, protein invasin dan MRHA (Mannosa Resistant Haemaglutinin). S. typhi mampu bertahan hidup selama beberapa bulan sampai setahun jika melekat dalam, tinja, mentega, susu, keju dan air beku. S. typhi adalah parasit intraseluler fakultatif, yang dapat hidup dalam makrofag dan menyebabkan gejala-gejala gastrointestinal hanya pada akhir perjalanan penyakit, biasanya sesudah demam yang lama, bakteremia dan akhirnya lokalisasi infeksi dalam jaringan limfoid submukosa usus kecil.

Struktur Antigen 
Salmonella typhi mempunyai tiga macam antigen utama yang dapat digunakan untuk identifikasi. Antigen tersebut adalah antigen somatik (O), antigen flagel (H), dan antigen kapsul (Vi). Antigen O, terletak pada lapisan luar dari tubuh kuman. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida atau disebut juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan alkohol, tetapi tidak tahan terhadap formaldehid. 
Antibodi yang dibentuk terutama IgM. Antigen H, terletak pada flagella, fimbriae atau pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein yang tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas dan alkohol. Antigen H dibagi dalam 2 fase yaitu fase I atau fase spesifik dan fase II atau non spesifik. Antigen H sangat imunogenik. Antibodi yang dibentuk adalah IgG. Antigen Vi terletak pada kapsul (envelope) dari kuman. Antigen ini dapat melindungi kuman terhadap fagositosis. Kuman yang mempunyai antigen Vi bersifat virulen pada hewan dan manusia. Antigen Vi juga menentukan kepekaan terhadap bakteriofag. Dalam laboratorium, antigen ini sangat berguna untuk diagnosis cepat kuman Salmonella typhi.

Patogenitas 
Salmonella typhi menembus mukosa epitel usus, berkembang biak di lamina propina kemudian masuk ke dalam kelenjar getah bening mesenterium. Setelah itu memasuki peredaran darah sehingga terjadi bakteremia pertama yang asimomatis, lalu kuman masuk ke organ-organ terutama hepar dan sumsum tulang yang dilanjutkan dengan pelepasan kuman dan endotoksin ke peredaran darah sehingga menyebabkan bakteremia kedua. Kuman yang berada di hepar akan masuk kembali ke dalam usus kecil, sehingga terjadi infeksi seperti semula dan sebagian bakteri dikeluarkan bersama tinja. 

Penyebaran 
Penyakit ini terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada iklim, tetapi lebih banyak dijumpai di negara-negara sedang berkembang di daerah tropis, hal ini disebabkan karena penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan dan kebersihan individu yang masih kurang baik

Pencegahan 
Pencegahan penyakit demam tifoid mencakup sanitasi dasar dan kebersihan pribadi, yang meliputi pengolahan air bersih, penyaluran air dan pengendalian limbah, penyediaan fasilitas cuci tangan, pembangunan dan pemakaian WC, merebus air untuk keperluan minum dan pengawasan terhadap penyedia makanan.

Referensi
[1]Batt, C. A., and M. L. Tortorello. "Encyclopedia of Food Microbiology. V. 1." (2014).
[2]Monica, W.S., Mahatmi, H. & Besung, K., 2013. Pola Resistensi Salmonella typhi yang Diisolasi dari Ikan Serigala (Hoplias malabaricus) terhadap Antibiotik. Jurnal Ilmu Kesehatan Hewan, 1(2), pp.64–69
[3]Jawetz, M., et al. 2010. Mikrobiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
[4]Cita, Yatnita Parama. "Bakteri Salmonella typhi dan demam tifoid." Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas 6.1 (2011): 42-46.
[5]Ryan K J, Ray C G. Sherris Medical Microbiology 6th Edition. New York: McGraw – Hill. 2014. h.579. 
[6]Brooks, G.F., Butel, J.S., Ornston, L.N., 2008, Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran (terj.), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta : 627-9. 

Post a Comment

أحدث أقدم