Translate

Kita tentu sangat sering mendengar Analis Kesehatan harus kompeten. Analis Kesehatan yang kompeten akan mengeluarkan hasil pemeriksaan yang akurat sehingga dapat dijadikan salah satu penentu dalam penanganan kesehatan pasien, pengendalian human error dan peningkatan kualitas. Lalu apa maksud dari kompeten dan kompetensi? Kompeten adalah ketrampilan yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan oleh kemampuannya untuk dengan konsisten memberikan tingkat kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan spesifik. Sedangkan kompetensi adalah apa yang seorang mampu kerjakan untuk mencapai hasil yang diinginkan dari satu pekerjaan. Kinerja atau hasil yang diinginkan dicapai dengan perilaku ditempat kerja yang didasarkan pada pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap (attitude) dan sifat-sifat pribadi lainnya.
Secara umum, kompetensi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi.
Yang dimaksud dengan kompetensi adalah : seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi profesional didapatkan melalui pendidikan, pelatihan dan pemagangan dalam periode yang lama dan cukup sulit, pembelajarannya dirancang cermat dan dilaksanakan secara ketat, dan diakhiri dengan ujian sertifikasi (Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi).
Dengan kompetensi yang memadai, Analis Kesehatan akan menghasilkan kinerja dan hasil pemeriksaan yang berkualitas. Kualitas digambarkan sebagai totalitas keunggulan dari karakteristik suatu produk dan layanan berdasarkan kebutuhan untuk member kepuasan serta memenuhi kebutuhan konsumen.
Di laboratorium klinik, hasil pemeriksaan sangat bergantung juga dengan faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya manusia bisa jadi merupakan salah satu faktor yang paling sulit untuk dikendalikan dan distandarisasi. Karena kinerjanya dapat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti usia, tahap pemikiran, kesehatan fisik, sikap, emosi, dan adanya kecenderungan beberapa kesalahan umum seperti kekeliruan dan berat sebelah. Kesalahan manusia atau human error bahkan berkontribusi sangat besar dalam hal ini.
Oleh karena itu, manajemen laboratorium harus memastikan kompetensi semua sumber daya manusia yang mengoperasikan perlengkapan spesifik, mengerjakan pemeriksaan dan kalibrasi, mengevaluasi hasil, mengevaluasi kegiatan pemantapan mutu, dll. Teknisi dengan tugas khusus harus memenuhi syarat berdasarkan pendidikan yang tepat, pelatihan, pengalaman sesuai dengan yang dibutuhkan.

Ilustrasi : thepathologycenter.org
Pustaka :
www.prodia.co.id
www.labkesehatan.blogspot.com

Post a Comment

أحدث أقدم